Ratusan Mahasiswa IAN FISH Unima Hadiri Kuliah Perdana, Siwij Singgung Esensi Politik Erat Dengan Negara

MINAHASA, Narasinews.co.id – Mengawali perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2023/2024, program studi Ilmu Administrasi Negara, melaksanakan kuliah perdana yang dilaksanakan di ruang perkuliahan gedung B lantai 2 FISH Unima dan dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa berjumlah lebih dari lima ratus orang.

Kegiatan ini diawali dgn ubadah bersama yang dipimpin oleh Pdt. Vicky Paat STh, selaku Ketua Jemaat GMIM HIdup Baru Perum Maesa UNIMA.

Dr. Devie S.R. Siwij, SIP., MAP selaku Koordinator Program Studi IAN, pada acara tersebut dalam sambutanya mengatakan bahwa kuliah perdana dilakukan guna menandai bahwa perkuliahan untuk semster ganjil di tahun akademik 2023/2024 secara resmi, khususnya di Prodi IAN telah dimulai.

“Kegiatan ini sudah menjadi hal wajib dilakukan setiap mengawali perkuliahan pada awal semester tahun berjalan. Dan wajib diikuti oleh seluruh dosen dan mahasiswa”, ungkap Siwij.

Dikatakanya bahwa untuk perkulihan perdana seperti ini, yang menjadi narasumber adalah dari dosen program studi sendiri. “Kuliah yg melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen seperti ini akan kami programkan setiap dua bulan, agar terjalin kebersamaan yah erat antara mahasiswa dan doaen”, ujar Siwij.

Dikatakan pula bahwa, kegiatan seperti ini dapat menjadi wadah untuk berdiskusi guna mencarikan solusi guna menyelesaikan masalah yang muncul dalam proses perkuliahan antara dosen dan mahasiswa.

Setelah selesainya ibadah tersebut, dilanjutkan dgn pelaksanaan kuliah perdana dengan nara sumber Dr. Devie S.R. Siwij, SIP.,MAP selaku Koordinator Program Studi dengan judul Memberantas Korupsi Melalui Perubahan Paradigma Politik.

Dalam materinya Siwij sempat menyinggung soal esensi dari Politik selalu berhubungan urusan negara. Di luar negara, itu bukan politik.

Dalam pekuliahan tersebut diungkanp pula soal persepsi indeks koropsi Indonesia yang memprihatinkan karena nilai tergolong rendah di tahun 2022 yang menurutnya diakibatkan paradigma politik para penyelenggara negara kita hanya berorientasi pada cara berpikir bahwa berpolitik itu adalah mencari pekerjaan bukan pengabdian pada negara. (ABa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *