Prof Dei Hadiri Rakorda PTN, Unima Siap Hadapi Tantangan Untuk Optimalkan Pelaksanaan Program Kemendikbudristek 2024

MINAHASA, Narasinews.co.id – Rektor Unima, Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd., menghadiri langsung Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dalam rangka upaya mengoptimalkan capaian pelaksanaan program dan anggaran di lingkungan perguruan tinggi negeri, yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Senin (16/10) di Jakarta.

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfine Katuuk, M.Pd menyampaikan tanggapan mengenai tantangan perguruan tinggi negeri dalam mengimplementasikan program Kemendikbudristek.

“Tentunya, Unima siap menghadapi tantangan PTN dalam mengimplementasikan berbagai program kemendikbudristek yang ada saat ini dan di tahun 2024. Melalui berbagai antisipasi dan mitigasi dalam pelaksanaan program dan mendeteksi keunggulan Unima serta menentukan peta jalan arah perkembangan di masa depan,” jelas Rektor Unima.

Rektor Unima yang akrab disapa Prof. Dei menambahkan, Unima juga siap manghadapi tantang PTN-BLU.

“Unima telah resmi berstatus PTN dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, tentunya kami akan menetapkan berbagai sasaran strategis yaitu menghasilkan lulusan yang profesional dan kompeten, meningkatkan mutu layanan kepada semua pemangku kepentingan, meningkat kualitas sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan kompetitif, mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi melalui program dan hasil penelitian yang inovatif, produktif, kompetitif, dan bermanfaat bagi pembangunan dan masyarakat, dan terwujudnya good university governance,” tambah Prof. Dei.

Selain Prof. Dei juga mengatakan bahwa Unima telah mengimplementasikan  program kemendikbudristek  yakni MBKM yang di bagikan kepada perguruan-perguruan tinggi lain, baik di Sulawesi Utara maupun di beberapa perguruan tinggi lainnya di indonesia.

“Kegiatan-kegiatan MBKM yang telah dilakukan oleh UNIMA diantaranya pertukaran mahasiswa merdeka, magang bersertifikasi, kampus merdeka, dan KKN Tematik. Implementasi MBKM di UNIMA juga turut dishare ke perguruan tinggi lainnya, kemarin di UNSRIT ada kerjasama, ada dari IKIP Saraswati di Tabanan Bali,” tutur Prof. Dei.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dei berkesempatan bertemu dengan Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti), Riset dan Teknologi (Ristek) Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng yang kemudian bertukar pikiran tentang berbagai hal terkait pendidikan.

Sebelumnya, plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam dalam sambutannya menjelaskan capaian perguruan tinggi pada tahun 2023, khususnya dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

“Data sampai dengan Oktober 2023 tercatat 920 ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia melakukan pembelajaran di luar kampus, berpartisipasi dalam berbagai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Magang Merdeka, Studi Independen Bersertifikat, Kampus Mengajar, maupun program-program MBKM yang diselenggarakan oleh masing-masing kampus perguruan tinggi secara mandiri,” katanya.

Menurutnya, pelaksanaan Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Banyak perguruan tinggi yang telah bersinergi dan berkolaborasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI) untuk menciptakan berbagai peluang yang lebih bagi mahasiswa untuk menemukan masa depannya dan membangun Indonesia emas.

“Capaian yang sangat menarik adalah naiknya peringkat indeks inovasi Indonesia. Pada 2020, indeks inovasi Indonesia menduduki peringkat ke-35. Namun, tahun 2023 ini naik tajam menjadi peringkat ke-5,” ujar Nizam.

Lebih lanjut, Nizam juga menyampaikan apresiasinya dalam urusan publikasi dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang kian bertambah kualitasnya seiring dengan banyaknya sitasi yang dilakukan. Kendati demikian perguruan tinggi negeri diminta untuk terus menunjukkan kinerja dan kemampuan dalam melaksanakan program yang telah direncanakan secara optimal demi membangun revitalisasi kampus yang sehat secara intelektual, jasmani, spiritual, dan sosial serta dapat menyerap anggaran dengan baik. (ABa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *