Warga Desa Sendengan Sonder Kena Bacok, Begini Faktanya.

Minahasa, Terkini784 Dilihat

SONDER, Narasinews.co.id – Peristiwa penikaman menggunakan tombak dan sajam yang melukai sejumlah pria hingga wanita di desa Sendengan Sonder, Minahasa pada minggu, 12/02/2023 dini hari jadi viral.

Karena sempat muncul di media buzzer yang tidak memuat fakta hanya berdasarkan comot informasi dari Facebook milik oknum yang terlibat dan berpihak pada pihak pembuat onar.

Awal mula pemicu peristiwa ini terjadi, dimulai dari dendam permasalahan perombakan pengurus tempat wisata Taman Eman di Sonder, saat ini tempat wisata tersebut sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya untuk dikelolah oleh oleh Ferdinand Eman sebagai Direktur Utama PT.IWS berdasarkan hasil RUPS.

Oknum Rudy E selama ini memang sudah menjadi pelaku pembuat onar yang terbukti dari banyaknya catatat kriminal berulang di Polda Sulawesi Utara, Polres Tomohon dan Polsek Desa Sendangan.

Hal tersebut disampaikan oleh pengacara Adv. Deymer Malonda, S.H, M.A sebagai kuasa hukum PT. IWS yang membantu Direktur Utama melaporkan setiap kejadian ke pihak kepolisian.

“Pihak kepolisian tidak melakukan tugasnya dengan baik melainkan turut tampil diberbagai media cetak dan media buzzer dimedia sosial menyebarkan informasi Hoax atas peristiwa berdarah ini di Sonder, kami kecewa tidak ada aksi nyata untuk polisi menetapkan keadilan peristiwa di Sonder”, Ungkap Deymer Malonda.

Kejadian yang sebenarnya bermula dari para premannya Rudi Eman yang menugaskan terduga Jendry Oroh alias Jendo dan Vence Lontaan menyerang klien kami sejak tanggal 25 bulan januari sedangkan tadi malam tanggal 11
Februari dua oknum alias Jendo dan VL (Vence Lontaan) masuk ke lokasi PT Wisata Sonder dengan membawa tombak dan mengejar para penjaga yg ada di tempat”, Terang Deymer.

Sehingga oknum preman alias Jendo terluka dikepalanya namun sebelum, rumah kediaman Ferdinan sempat dilempari batu dan teriakan ancaman oleh preman-preman yang membawa senjata tajam, seketika peristiwa itu terjadi sehingga dua orang penjaga rumah yang ada di dalam rumah terluka, terpaksa korban Ferdinand dan korban lainnya langsung dilarikan ke rumah sakit bethesda tomohon, dan segera membuat laporan polisi. Selang beberapa jam pihak kepolisian sempat menangkap emoat orang yang diduga pelaku kejahatan”, tambah Deymer Malonda.

“Namun selang beberapa waktu pihak kepolisian malah melepaskan 3 orang terduga tersangka yang terlibat dalam peristiwa tersebut, dengan alasan salah seorang polisi korban belum melakukan pelaporan polisi padahal pengacara korban sudah membuat laporan dan sudah mengamankan bukti surat laporan polisinya”, Jelas Deymer Malonda.

Kondisi rumah korban terdapat pecahan kaca rumah yang hancur.

Mendadak pihak korban juga membaca berita hoax dengan tegas menyatakan tidak ada penikaman dan yang ibu itu kena pecahan kaca akibat lemparan orang tidak diketahui ini buktinya ada permainan, dan bukti polisi yang terlibat tidak professional dalam menangani kasus ini”, Tutup pengacara Deymer Malonda.

Adapun, kejadian ini juga di posting oleh akun Lambe kawanua ini pada minggu 12/02/2023 di beberapa akun media sosial.

Postingan tersebut yang mengatakan bahwa aksi penikaman menggunakan sajam dan tombak di Sonder m
Minahasa terjadi karena didasari balas dendam dari Ferdinand Eman, padahal faktanya ia adalah salah satu korban ulah para preman.

Kabar Hoax tersebut langsung ditepis oleh Ferdinand Eman yang menegaskan bahwa

“Saya ini korban bukan pelaku, jadi media Buzzer Lambe Kawanua, Saya harap bisa lebih jeli lagi dalam membuat postingan, agar tidak banyak masyarakat yang disesatkan oleh informasi yang salah, Saya pun kecewa dengan Pihak kepolisian yang turut tampil hingga membiarkan statement dimedia Buzzer dengan informasi Hoax tersiar” Pungkas Ferdinand selaku direktur utama PT.IWS. (ABa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *